Ini 5 Negara yang Menjadi Tempat Jual-Beli Organ Tubuh Manusia

Ini 5 Negara yang Menjadi Tempat Jual-Beli Organ Tubuh Manusia

Naviri Magazine - Karena masalah medis tertentu, organ dalam tubuh manusia kadang mengalami masalah, karena tidak bisa berfungsi dengan baik. Ketika itu terjadi, dibutuhkan organ pengganti. Dalam hal itu, organ pengganti biasanya didapatkan dari donor yang memang menyumbangkan organ tubuhnya untuk orang yang membutuhkan.

Namun, keberadaan donor tidak bisa dipastikan. Karenanya, ada kalanya seseorang membutuhkan organ tubuh tertentu, dan tidak ada donor yang menyumbangkan organnya. Masalah itu kemudian memunculkan kasus jual beli organ tubuh manusia.

Di banyak negara, jual beli organ tubuh manusia dilarang, meski ada pula yang melegalkan. Meski begitu, ada orang-orang yang selalu mampu menerobos peraturan, dan diam-diam memperjualbelikan organ tubuh manusia. Lima negara ini kerap menjadi tempat untuk hal tersebut.

Moldova

Ternyata, selain merupakan negara dengan tingkat kemiskinan tinggi dan perbudakan seks, Moldova merupakan negara yang paling banyak terjadi kejahatan pencurian organ tubuh manusia.

Dengan populasi penduduk lebih dari tiga juta penduduk, sepertinya pemerintah Moldova tidak begitu memperhatikan tindak kriminal pencurian organ tubuh manusia. Sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa pemerintah Moldova ikut terlibat dalam upaya dan usaha perdagangan organ tubuh manusia.

Adapun pencurian tersebut dilakukan dengan cara membius calon korban, lalu membedahnya. Organ tubuh yang menjadi incaran pencuri adalah ginjal, jantung, hati, dan paru-paru. Para pelaku merupakan sebuah kelompok gang, yang berhubungan dengan mafia penjualan organ tubuh nasional dan internasional.

China   

Berbeda dengan sikap pemerintah negara Moldova, pemerintah China bahkan memaklumi kegiatan perdagangan organ tubuh manusia. Terdapat sebuah klaim mengenai sebuah rumah sakit yang sengaja mencari manusia untuk diambil organ tubuhnya, dan orang dari berbagai negara akan membelinya di kisaran harga US$ 10.000 hingga 65.000 untuk sebuah ginjal.

Pada 1984, pemerintah China memperkenalkan undang-undang baru, sebuah peraturan yang berkonsentrasi pada upaya pemanfaatan organ tubuh manusia yang telah meninggal, terutama para tahanan penjara.

Mesir   

Pemerintah Mesir tidak memiliki undang-undang yang mencegah terjadinya tindakan pencurian ataupun penjualan organ tubuh manusia. Bahkan dilaporkan terdapat 500  kali transplatasi ginjal ilegal setiap tahun, namun bukti-bukti yang ditemukan hal ini terjadi atas adanya donor organ.

Mesir merupakan negara dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi, dan banyak orang yang berprofesi sebagai makelar organ tubuh manusia di sana.

Para penyelundup organ tubuh itu tersebar di beberapa negara di Eropa, baik untuk membeli maupun menjual barang dagangannya. Yang unik dari penjualan organ tubuh manusia di Mesir, pihak pemerintah tidak menangkap dan menghukum para pencuri dan penjualnya.

Ada pula laporan yang menyatakan bahwa pemerintah Mesir masih membicarakan dan mendiskusikan hal ini, dan hingga sekarang belum terdapat keputusan.

Pakistan

Pakistan merupakan negara yang memiliki berbagai masalah, mulai dari politik, SARA, dan ekonomi, dan menjadikannya sebagai salah satu negara dengan tingkat kemiskinan tinggi. Banyak masyarakat yang kesulitan mendapat nafkah, dan terlilit utang tanpa ada bantuan dari pemerintah.

Satu-satunya pendapatan yang senilai dengan 3.000 USD adalah menjual organ ginjal. Pada 1994, Pakistan memberlakukan peraturan mengenai Aksi Transpalantasi Organ Tubuh Manusia.

Namun, bagaimanapun juga, masih banyak kendala yang menghalangi, salah satunya memperbolehkan pihak di luar keluarga untuk mendonorkan dan menerima beberapa organ tubuh. Kemiskinan menjadi alasan banyak ditemukannya aksi penjualan organ tubuh manusia di Pakistan.

India 

Penyelundupan dan penjualan organ tubuh manusia di India telah berjalan selama puluhan tahun lamanya. Salah satu skandal yang terkuak dan popular, terjadi pada tahun 2004. Pada saat itu, dilaporkan bahwa Komisi Otoritas Transplantasi dinyatakan bertanggung jawab terhadap penjualan ginjal, bersama dengan para makelar traffiking.

Mereka meyakini bahwa tindakannya dapat menyelamatkan jiwa, dan lebih baik bekerjasama dengan para makelar daripada berada di pihak yang berlawanan.

Kebanyakan yang menjadi makelar adalah pihak rumah sakit dan dokter, dan tertangkap oleh pihak berwenang negara India, yang terakhir adalah seorang dokter bernama Amit Kumar. Bagaimana pun, tingkat penjualan organ ginjal di India masih mengalami peningkatan.

Related

World's Fact 5765669649663859691

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item