Kini Ada Teknologi yang Bisa Mengedit dan Menghapus Kenangan (Bagian 2)

Kini Ada Teknologi yang Bisa Mengedit dan Menghapus Kenangan

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kini Ada Teknologi yang Bisa Mengedit dan Menghapus Kenangan - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Setahun kemudian, Ramirez dan Liu mulai mengerjakan apa yang mereka sebut Project Inception—percobaan menanam false memory pada tikus. Untuk melakukan ini, sebelumnya mereka menempatkan seekor tikus dalam kotak. Lalu mereka memberikan setruman pada kaki tikus.

Di waktu bersamaan, mereka menembakkan laser yang mengaktivasi ingatan netral mengenai kotak tempat tinggalnya dulu. Keesokan harinya, tikus tersebut ketakutan ketika akan ditempatkan pada kotak. Tikus ini tidak pernah disetrum dalam kotak tersebut, tetapi dia memiliki false memory bahwa itulah yang terjadi.

Saat itu adalah Malam Natal 2012, ketika Ramirez pertama kali melihat sang tikus menunjukan respons ini.

"Orangtua saya menunggu di luar, kami berencana makan-makan untuk merayakan Natal," ujarnya. "Ada beberapa orang di laboratorium, tentunya—sains tidak mengenal hari libur—tapi saya ingat berada di ruangan itu sendirian dan berpikir, ‘Gila, ini adalah kado Natal terbaik sepanjang masa. Keren banget’."

Penanaman ini adalah permulaan dari tahapan yang dilakukan laboratorium Ramirez untuk mempermak ingatan si tikus.

Pada otak tikus yang memiliki ingatan kaki-disetrum, rasa takut yang diasosiasikan dengan ingatan itu dapat ditingkatkan atau diturunkan. dengan cara mengingatkan kembali ingatan menggunakan laser pada bagian-bagian berbeda di unduk-unduk.

Ketika mereka mengaktivasi ingatan takut dengan melaser satu bagian unduk-unduk, si tikus semakin jengkel. Tetapi mereka terkaget-kaget bahwa mengaktivasi ingatan yang sama dengan penempatan laser berbeda, dapat membuat ingatan tersebut berkurang kadar menakutkannya.

"Kami menemukan ingatan aversif pada bagian atas unduk-unduknya, lalu kami berulang kali mengaktivasinya. Terus menerus. Lalu, ketika kami menempatkan hewan ini di lingkungan yang mestinya membuat dia takut, dia malah tidak lagi takut."

Di masa depan, Ramirez akan terus bekerja di bidang eksperimentasi pada hewan, dan mulai menerapkan teknik manipulasi memori sebagai solusi bagi gangguan psikiatris—Ramirez akan memulainya pada hewan sebelum beralih pada manusia (ditahap ini, kata Ramirez, tak ada lagi laser yang digunakan).

Dalam kasus PTSD, misalnya, Ramirez mengatakan, "kita bisa menurunkan emosi negatif yang berhubungan dengan pengalaman yang traumatis." Pada akhirnya, Ramirez ingin mengubah cara pandang kita terhadap memori.

"Bisakah kita memandang memori lebih dari sekadar sebuah fenomena kognitif, tapi lebih sebagai alternatif antidepresan atau ansiolitik? Atau bisakah kita melihat manupulasi memori sebagai terapi mengatasi PTSD?" tanya Ramirez.

Tentu saja, transisi dari otak hewan ke manusia adalah tahap yang penting. "Kalau manusia itu Lamborghini, maka otak hewan adalah sepeda roda tiga," ujar Ramirez. "Tapi setidaknya, masih ada kesamaannya. Setidaknya, roda-roda masih berputar dengan cara yang sama."

Ramirez sangat percaya diri bahwa "selama bisa dilakukan pada binatang, metode ini bisa dilakukan pada manusia."

Ramirez memahami bahwa riset yang tengah dia lakukan bisa terkesan seram. Namun, meski metodenya mungkin bisa digunakan untuk menciptakan memori yang menyeramkan seperti penyiksaaan, Ramirez mengatakan bahwa "kita bisa menggunakan metode yang sama untuk mengaktifkan memori positif dan meng-update memori netral dengan stimulus positif."

Ramirez menambahkan, "Memang ini bakal selalu memunculkan pertanyaan. Bagaimana kalau disalahgunakan? Contoh yang paling saya suka adalah air. Air adalah benda yang sangat penting dalam hidup kita. Tanpa air, kita akan binasa. Tapi, air juga bisa digunakan dalam teknik penyiksaan waterboarding. Semua bisa digunakan untuk tujuan baik atau sebaliknya."

Bryan Johnson dan Kernel

Markas besar Kernel terletak di kawasan yang dikenal dengan nama Silicon Beach, Los Angeles. Bangunannya terlihat seperti kebanyakan kantor perusahaan internet biasa. Pria-pria kulit putih yang memakai celana jeans, hoodie dan sneaker, atau sekadar kaos kaki bertebaran di lantai kantor.

Meski kantornya terkesan standar, Kernel bukan perusahaan rintisan biasa. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan mengembangkan produk yang menggabungkan kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan. Produk mereka diharapkan bisa membantu manusia meningkatkan kemampuan kognitifnya, dan akhirnya mengatur evolusinya sendiri.

Johnson, yang kaya mendadak setelah mendirikan dan menjual perusahaan sistem pembayaran online kepada Paypal seharga $800 juta (setara Rp10 triliun) telah menanamkan $100 juta (Rp1,3 triliun). Sampai saat Johnson masih berusaha menarik modal sampai $1 miliar (Rp13 Triliun) dan menghasilkan empat produk human-intelegence dalam sepuluh atau 15 tahun ke depan.

Johnson juga menginvestasikan $100 juta pada OS Fund, sebuah perusahaan modal ventura yang dibuat untuk "menulis ulang Operating System kehidupan."

OS Fund menyediakan modal bagi perusahan bioteknologi yang banyak meneliti masalah genetika dan masa hidup yang panjang—dua hal yang fundamental dalam sistem biologis. Meski tak pernah menyebut diri sebagai seorang transhumanis, seperti Peter Thiel dan Ray Kurzweil, tujuan yang dimiliki Johnson tak jauh berbeda—memungkinkan kecerdasan manusia agar bisa berevolusi bersama kecerdasan mesin.

Salah satu area utama yang disasar oleh Kernel—bersama area lainnya seperti fungsi motorik, kemampuan belajar, dan beberapa area lain yang belum mau diungkap Johnson—adalah memori.

Di bidang sains, Theodore Berger, seorang profesor di bidang teknik biomedis dan neuroscience di USC, tengah bekerja untuk mewujudkan memori tiruan yang bisa digunakan untuk merawat pasien yang sukar membentuk memori jangka panjang.

Ketika Johnson dan Berger pertama kali bertemu, Johnson berujar, "Kami sudah lupa waktu." Keduanya berbagi visi yang sama. "Berger memiliki cara pandang yang sama dengan saya."

Orang yang telah kehilangan kemampuan untuk menciptakan memori jangka panjang—entah karena dementia, stroke, penuaan usia, atau epilepsi—menderita gangguan pada Hippocampus, bagian otak yang mengubah memori jangka panjang menjadi memori jangka pendek, dan mengirimnya ke bagian otak lain untuk disimpan (bagian otak berbentuk kacang mete yang ditembak dengan laser oleh Ramirez).

Representasi memori dalam otak mengada sebagai apa yang disebut oleh Berger sebagai kode ruang dan waktu, yang jauh berbeda dengan kode morse (kesamaan yang digambarkan Berger dengan serangkaian bunyi "bip" ritmis).

"Saya lihat kecepatan perkembangan kecerdasan buatan, lalu saya tengok perkembangan kecerdasan manusia. Saya tak suka perbedaaan antara keduanya," kata Berger.

Kode itu, ujar Berger, akan memiliki bentuk khusus ketika masuk ke Hippocampus dari sistem syaraf (dalam hal ini pendengaran, penciuman, dan penglihatan). Bentuknya berubah kembali ketika keluar dari Hippocampus menuju penyimpanan memori jangka panjang.

Berlandaskan ini, Berger menciptakan sebuah model matematika yang meniru transformasi kode ini, bahkan tanpa harus memahami kenapa transformasi itu terjadi. "Ini seperti menerjemahkan bahasa Rusia ke dalam bahasa Cina, tanpa memahami kedua bahasa tersebut," jelas Berger.

Dalam percobaan pada binatang, Berger berhasil meniru proses perubahan kode memori pada tikus dan monyet melalui penggunaan implan yang berjalan berdasarkan algoritma ciptaannya. Algoritma ini berfungsi sebagai Hippocampus buatan.

Untuk mengetes apakah perangkatnya berfungsi dengan baik, Berger menaruhnya di tubuh tikus dan monyet, yang Hippocampusnya terlebih dulu dinonaktifkan. Tikus percobaan kemudian dilatih untuk menaikkan ungkitan, agar bisa menerima hadiah. Sementara monyet harus melakukan tugas yang lebih rumit di sebuah layar komputer.

Baca lanjutannya: Kini Ada Teknologi yang Bisa Mengedit dan Menghapus Kenangan (Bagian 3)

Related

Technology 6089943940162982042

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item