Kisah dan Pengakuan Pria yang Diantar Menikah Lagi oleh Istri Pertama (Bagian 1)

Kisah dan Pengakuan Pria yang Diantar Menikah Lagi oleh Istri Pertama, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Media sosial seketika gaduh menyusul viralnya video istri pertama yang mengantarkan suaminya menikah lagi. Peristiwa itu lantas menimbulkan banyak tanya, istri mana yang memiliki hati sebesar itu hingga mampu mengizinkan—bahkan mencarikan—istri kedua untuk suaminya.

Belakangan diketahui bahwa sang istri bernama Emas Putri Yani, yang disapa Umma. Ia mencarikan istri untuk suaminya, yakni Hafi Muhammad Kafi Firdaus alias Abah Cijeungjing. Nengmas diketahui mengantar Abah Cijeungjing untuk menikah dengan Rita Adriani Mustofa di Jombang, pada 2 Februari lalu.

Seperti poligami pada umumnya, pernikahan Abah Cijeungjing dengan Rita pun jadi sorotan. Abah Cijeungjing mengaku sempat terganggu dengan viralnya video yang diunggah oleh kerabat dekatnya itu.

“Karena saya memegang pesantren, saya wajib menjaga nama baik pesantren dan majelis. Karena komentar netizen dari hari pertama sampai hari kedua itu 80% jelek semua, ke sini mungkin agak bagus, ya. Ada kekhawatiran dari saya, mungkin akan mempengaruhi,” ujar Abah Cijeungjing.

Lantas, bagaimana cerita di balik video viral tersebut? Faktor apa yang membuat Rita akhirnya mau menerima pinangan Abah Cijeungjing? Simak wawancara dengan Abah Cijeungjing dan istri keduanya, Rita, berikut ini.

Terkait dengan video viral Abah diantar menikah istri pertama, bagaimana ceritanya? 

Sebenarnya yang kenalin bukan Umma, tapi kakaknya Teh Rita. Karena sudah setahun sebelum menikah, keluarga Teh Ria sering ngaji ke saya, rutin selama seminggu.

Keluarga Teh Rita tahu saya lagi cari calon dari situ. Karena Teh Rita baru sebulan tinggal di Tasik, jadi dalam dua tahun mencari, baru terlihat sebulan lalu. Di situ ada pembahasan ‘ini ada calon’, karena kategori yang saya cari itu memang susah.

Apa saja persyaratannya? 

Pertama, jangan mencari gadis. Kenapa enggak mencari gadis? Karena ini bukan tujuan saya pribadi, karena untuk bantu Umma. Kedua, kenapa cari bukan gadis? Karena gadis mentalnya enggak akan kuat.

Waktu ketemu Teteh (Rita), kebetulan ada meeting waktu itu, saya ngobrol sama kakaknya, dan sangat menyarankan. Baru saya ngobrol ke Umma, dari Umma baru ngobrol dengan teteh. Jadi, yang melamar itu Umma tapi saya kasih tahu dulu, ini masuk kategori.

Waktu Umma minta ke Teh Rita untuk menikah dengan Abah, apakah langsung menerima?

Saya cerita dari awal ya. Saya datang dari Pesantren Thariqat Shiddiqiyyah di Ploso, Jombang, karena disuruh oleh guru saya untuk ke Tasikmalaya, membesarkan perusahaannya beliau. Dari situ kan saya masih bolak-balik, terus saya bilang ke kakak saya, Mas Jamil, bahwa saya ikut pengajian.

Terus, Mas Jamil datang ke saya, bilang bahwa Pesantren Cijeungjing, Abahnya lagi cari istri kedua. Terus saya tanya maksudnya apa, dan saya langsung bilang ‘tidak’, saya enggak mau. Karena, memang saya sudah berikrar pada diri saya sendiri, tidak akan menikah lagi, dan anak saya yang paling besar tidak mau saya menikah lagi.

Tapi, tiba-tiba Umma mau menelepon saya. Memang, sebelumnya, saya sempat ketemu Abah waktu meeting, dan Abah cuma nanya-nanya saja soal pekerjaan. Duduknya pun berjauhan, enggak berdekatan.

Umma waktu telepon bilang, ”Teteh, saya boleh kenalan enggak? Ini saya Umma, istrinya Abah, saya mau tanya-tanya dari mana background teteh.” Saya jawab saya bekerja, karena saya sempat tinggal di luar negeri pindah ke Malang di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang sepak bola, lalu pindah ke Tasikmalaya.

Dari situ, Umma menawarkan ke saya apakah mau menikah lagi, tapi saya bilang tidak mau. Tapi, mindset yang akhirnya berubah. Saya dulu pernah ikut organisasi pemuda Shiddiqiyyah, di mana saya diajarkan tentang segala macam pengorbanan untuk tidak cinta kepada dunia, melainkan hanya cinta kepada Allah. Semua nyawa, tenaga dan pikiran itu hanya untuk Allah.

Orang yang mengubah mindset saya adalah mursyid (guru) saya di Thariqat Shiddiqiyyah. Saya datang kepada beliau, saya berubah. Makanya, ketika Umma datang kepada saya, saya tidak kaget lagi, dalam arti saya sudah mengetahui, bahwa ini untuk perjuangan umat. Tapi, saya tidak mau bicara karena saya tidak mau jadi istri kedua.

Baca lanjutannya: Kisah dan Pengakuan Pria yang Diantar Menikah Lagi oleh Istri Pertama (Bagian 2)

Related

News 2607784888170997424

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item