Kisah Sekelompok Ilmuwan Meneliti Hantu dari Sudut Pandang Ilmiah (Bagian 3)

Kisah Sekelompok Ilmuwan Meneliti Hantu dari Sudut Pandang Ilmiah, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Sekelompok Ilmuwan Meneliti Hantu dari Sudut Pandang Ilmiah - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Kami juga meneliti pemburuan hantu di masa lalu. Sekarang kami sedang meneliti kota Philadelphia. Philadelphia memiliki arsip surat kabar yang lengkap—sebagai salah satu kota tertua dan terbesar di AS—dan menyediakan banyak sekali data tentang pemburu hantu di tahun 1830-an, 1870-an, dan 1920-an. Jadi kami bisa melihat perkembangan profesi ini.

Apakah Anda dan teman-teman merasa hantu adalah makhluk yang jahat?

Di tahun pertama proyek, kami berfokus di perasaan dan kesehatan. Seringkali, ketika Anda bertanya kepada orang tentang hantu di kultur Eropa Barat, mereka memandang hantu sebagai sosok yang jahat dan berniat buruk. Tapi di banyak kultur lain di dunia, hantu dilihat sebagai teman dunia medis. Ketika seorang yang Anda kenal sakit, Anda bisa membangkitkan arwah mereka lewat arwah nenek moyang yang tinggal di komunitas tersebut.

Hantu adalah bagian dari rejimen medis di banyak kultur. Apabila Anda pergi ke ahli onkologi anak-anak modern, mereka akan mengatakan, "kalau cara-cara ini tidak berhasil, saya akan merekomendasikan seseorang yang bisa menghubungi arwah-arwah dunia lain."

Apakah Anda berusaha mematahkan teori bahwa hantu adalah makhluk yang menakutkan?

Iya. Mungkin tidak mematahkan, tapi menunjukkan bahwa ada berbagai sudut pandang berbeda seputar hantu dalam kultur lain. Salah satu sesi perbincangan kami berjudul "Sekutu Dunia Lain," membahas negara-negara yang melihat hantu sebagai sekutu—dalam hal kesehatan, atau bisnis.

Contohnya ketika seseorang mencoba berkomunikasi dengan arwah sekitar, dan mencoba memihak Anda ketimbang memusuhi Anda. Banyak politisi di berbagai negara juga memiliki penasihat spiritual yang membantu mereka.

Bagaimana proyek Penn Ghost Project diterjemahkan ke konteks kampus besar? Apakah ada mata kuliah penelitian hantu?

Jelas! Sekarang saya sedang mengajar mata kuliah bernama Dewa, Hantu dan Monster (Gods, Ghosts and Monsters). Kelasnya ramai! Sekitar 100 atau 90 murid di kelas. Dua profesor dari Studi Sains dan Departemen Obat-obatan membicarakan hantu dalam konteks sejarah sains.

Di departemen psikologi, kami berfokus di psikologi rasa takut dan imajinasi. Kami juga punya profesor Ahli Sejarah Agama Kristen Awal dan Agama Yahudi, yang pernah menulis buku tentang malaikat dan setan mengajar sebuah mata kuliah. Banyak sekali pilihannya.

Saya mengajar mahasiwa tahun pertama dan kedua untuk menarik perhatian mereka ke banyaknya kultur dalam sejarah yang meyakini hal-hal yang tidak kasatmata—Dewa, hantu dan monster—dan alasan-alasannya dari sudut pandang ekonomi, sosiologis, psikologis dan biologis. Ini adalah bagian dari kurikulumnya.

Anda pernah memiliki pengalaman langsung bertemu hantu?

Banyak anggota kami pernah. Hampir 100 persen dari mereka skeptis tentang pikiran mereka sendiri. Ya bisa saja yang mereka lihat sekedar halusinasi atau mereka sedang tidak sehat. Tapi siapa juga yang tahu? Hampir semua orang pernah memiliki pengalaman bertemu makhluk spiritual, termasuk murid-murid saya.

Yang menarik—dan ini sering saya lakukan—ketika saya bertanya di dalam kelas, "Siapa di ruangan ini yang percaya eksistensi hantu," hanya ada beberapa tangan yang terangkat. Atau, "Siapa yang pernah memiliki pengalaman bertemu hantu," lagi-lagi tidak banyak tangan yang terangkat. Tapi ketika Anda melakukan survei tanpa nama dengan segerombolan orang yang sama, persentasi jawaban iya jadi sangat tinggi.

Kebanyakan orang di tempat umum di sekitar teman-temannya tidak suka membicarakan masalah ini. Sekitar 75 persen dari semua pelajar meyakini kemungkinan adanya hantu, dan lebih dari 20 persen dengan tegas yakin mereka pernah berinteraksi dengan makhluk spiritual. Ini angka yang tinggi.

Apa penyebabnya? Ada semacam stigma negatif karena percaya takhayul?

Betul sekali. Mereka ingin dipandang sebagai manusia rasional. Dan ini bisa dimengerti, karena pelajar memikirkan karir dan masa depan mereka. Ketika Anda sudah tua renta seperti saya, Anda bisa lebih jujur.

Related

Science 6425230302855405601

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item