Crazy Rich RI Buka-bukaan: Kita Butuh Waktu Satu Tahun untuk Pulihkan Ekonomi (Bagian 2)

Crazy Rich RI Buka-bukaan: Kita Butuh Waktu Satu Tahun untuk Pulihkan Ekonomi, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Crazy Rich RI Buka-bukaan: Kita Butuh Waktu Satu Tahun untuk Pulihkan Ekonomi - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Apa yang membedakan krisis Covid-19 ini dengan kisis sebelumnya?

1998 dan 2020 ini terjadi perbedaan-perbedaan yang cukup fundamental. Pertama, di tahun 1998, demand memang turun, tapi supply juga drop luar biasa pada saat itu, sehingga bagi siapa yang masih aktif dalam bisnis, relatif masih ada permintaan. Pasar masih ada.

Yang kedua, pada 1998, backbone ekonomi Indonesia, yang menurut statistik, 60,4% dari PDB itu dikontribusi dari UMKM, pada saat itu UMKM jadi juru selamat.

2020 ini UMKM pun terdampak luar biasa, walaupun, saya harus katakan dengan buru-buru. UMKM ini seperti rumput ya, ditebang besok tumbuh lagi, walaupun situasinya berat sekali, tapi UMKM punya daya adaptasi yang luar biasa. Di UMKM nyaris tidak ada exit barrier maupun entry barrier.

Sehingga ketika terdampak, bisa ganti bisnis yang lain dan bisa saling membantu antarmereka. Semangat gotong royonglah yang menyelamatkan UMKM, walaupun situasinya lebih berat dari 1998.

Saya berharap pemerintah melakukan dua langkah utama, pertama menggenjot belanja pemerintah dan kedua fokus betul menopang, membantu, mendorong, mengembangkan UMKM dalam waktu secepat mungkin, supaya secepatnya mereka bisa pulih dan itu akan menjadi lokomotif bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh lagi di masa mendatang.

Restrukturisasi UMKM sudah cukup?

Masih banyak yang bisa dilakukan, karena setiap sektor kebutuhannya berbeda-beda. UMKM hampir di semua sektor, dari tourism sampai makanan pun ada. Ada yang membutuhkan modal kerja, dalam situasi seperti sekarang ini, ini yang pemerintah harus memberikan dukungan secara khusus untuk itu, bukan hanya UMKM, tapi juga perusahaan besar.

Karena cashflow itu jadi problem semua orang, maka kebutuhan modal kerja jadi penting. Kemenperin dan Kementerian Perdagagangan harus bisa define dengan jelas kebutuhan sektoral apa.

Komunikasi pengusaha dengan pemerintah sejauh ini bagaimana?

Yang usaha-usaha besar, komunikasi cukup intensif. Karena pengusaha besar biasnaya proaktif dengan Kemendag, Kemenperin. Saya kira, sudah terjadi aligment di sana-sini. Kalau eksekusinya perlu dipercepat.

Khusus UMKM, yang diharapkan bertindak di garis depan adalah KemenkopUKM. Bahkan sudah dibuka bisnis klinik dengan usaha-usaha besar. Inisiatif ini perlu diberikan apresiasi dan dorong lebih jauh lagi, utamanya itu perlu ada pendampingan dengan dibantu pemerintah dan usaha besar.

BI menurunkan suku bunga, dampaknya untuk dunia usaha?

Penurunan suku bunga sangat membantu tentunya, karena dalam situasi seperti ini, kebijakan stimulus yang dikeluarkan pemerintah memberi dampak positif.

Tapi, pemerintah juga harus mendorong kepada bank-bank BUMN maupun swasta agar jangan hanya bentuk relaksasi berupa rescheduling dari kredit yang sudah diberikan, tapi juga ada kegiatan ekspansi, tapi dalam bukan term loan, tapi dalam bentuk modal kerja.

Skemanya seperti apa?

Bank pasti mengetahui kondisi masing-masing nasabah, di sini yang diperlukan adalah bank itu dengan paradigma dengan memberikan uluran tangan berupa kredit modal kerja, agar nasabah bisa bangkit lagi. Skemanya modal kerja pada umumnya, kalau perlu suku bunga tidak diturunkan.

Kredit modal kerja agak sulit, yang dialami pengusaha seperti apa?

Bunga jangan dinaikkan. Walaupun turun itu pilihan yang kedua, yang paling utama pemberian fasilitas tambahan, restrukturisasi saja tidak cukup. Masalahnya mood dari dunia perbankan saat ini adalah non expansion, sehingga penambahan kredit baru ada kecenderungan direm. Ini yang saya usulkan, setuju direm untuk capex, loan jangka panjang. Tapi untuk modal kerja harusnya bisa diproritaskan.

Perlu jangka waktu berapa lama bisa pulih?

Menurut saya, 2020 ini dalam ya. Jauh lebih dalam dari 1998. Ini persoalannya musuhnya tidak kelihatan, terjadi di seluruh dunia, hampir semua terkena. Recovery ini akan makan waktu cukup panjang.

Saya optimis, Indonesia termasuk negara yang recovery period-nya akan relatif lebih pendek. Dengan catatan, pemerintah benar-benar memperhatikan, men-drive ekonomi domestik kita. Namun demikian, saya memperkirakan, untuk pulih kembali dalam keadaan semula, saya perkirakan semester kedua 2021 itu baru full recovery.

Sektor mana yang akan merespons pulih secara gradual?

Kebutuhan yang berkaitan kebutuhan dasar, kesehatan, pendidikan, makanan itu akan lebih cepat recovery. Kebutuhan sekunder tidak mendesak, akan masuk ke urutan kedua.

Related

News 2908672167290933351

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item