Di Uganda, Polisi Lebih Mematikan Dibanding Virus Corona (Bagian 2)

Di Uganda, Polisi Lebih Mematikan Dibanding Virus Corona naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Di Uganda, Polisi Lebih Mematikan Dibanding Virus Corona - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pemukulan itu membuat tengkorak Robert retak. Farida tiba malam hari dan membawa Robert ke rumah sakit di ibu kota.

“Kami tiba di Mulago pukul 2 pagi dan menghabiskan malam di lantai bangsal rumah sakit. Saya minta kamar kepada petugas kesehatan, tapi malah dimintai uang. Adikku akhirnya dikasih tempat tidur pagi harinya,” kata Farida.

Dua hari kemudian, Robert Senyonga dapat jadwal untuk operasi, tapi terlambat. “Saya murka. Mereka memukulinya, dan rumah sakit paling top di negeri ini bahkan tak bisa memberi perawatan yang pantas,” kata Farida. “Adikku meninggal dunia di pelukanku!”

Sistemik

Sejak pembentukan di awal 2000-an, LDU sudah punya reputasi buruk. Anggotanya sering dituduh melakukan pembunuhan tanpa proses pengadilan, atau menjadi tukang tembak sewaan.

Akhirnya mereka dibubarkan. Maka dari itu warga Uganda keberatan ketika LDU dihidupkan lagi tahun 2018.

LDU dikritik karena dianggap memberi senjata kepada orang-orang muda yang tak terlatih, yang tak mampu juga meredakan konflik di tengah konfrontasi.

Presiden Yoweri Museveni dan pejabat tinggi lain mengutuk pembunuhan-pembunuhan itu. Namun ketika media mengontak beberapa lembaga keamanan terkait, tak ada yang bersedia memberi pernyataan. Kelompok pembela hak asasi manusia khawatir masalah ini bersifat sistemik.

“Kami menemukan bahwa petugas keamanan menggunakan Covid-19 sebagai alasan untuk melanggar hak asasi manusia,” kata Oryem Nyeko, seorang peneliti di Human Rights Watch.

Pihak keluarga korban menyatakan proses hukum terlalu rumit untuk dijalani. Namun ada dua kisah sukses prosekusi dalam lima bulan terakhir. Satu kasus melibatkan tentara, satu lagi melibatkan anggota LDU.

Tak kembali

Tentara yang membunuh suami Allen Musiimenta dihukum penjara 35 tahun oleh pengadilan militer sesudah dinyatakan bersalah, empat hari setelah peristiwa itu. Namun Allen tak puas. “Si pelaku dihukum, tapi suamiku tak akan kembali,” kata Allen Musiimenta.

Benon Nsimenta, yang akan dilantik menjadi pendeta di bulan November, ditembak mati di jalan raya di kota Kasese pada 24 Juni 2020.

Ia dan istrinya berangkat dari kampung mereka dengan sepeda motor. Mereka punya dokumen dari pemerintah lokal bahwa motor itu memang milik mereka dan bukan ojek online.

“Tentara yang menyetop kami bahkan tak bertanya. Salah satu dari mereka menyeberang jalan, mengangkat senjata dan menembak suami saya di leher,” kata istri Musiimenta.

“Kami mengerjakan proyek keluarga bersama, bicara tentang segala hal. Kami bikin rencana untuk anak-anak kami. Bagaimana saya membiayai pendidikan anak saya,” katanya marah.

Pelatih sepak bola Nelly Julius Kalema selamat dari petugas keamanan. Namun nasibnya nyaris berbeda. Pada 8 Juli, ia membawa pacar temannya, Esther, ke klinik dengan sepeda motor, saat jam malam.

Mereka diperbolehkan melintas blokade jalan. Namun kemudian beberapa orang naik motor dan mengaku polisi, melambai untuk menghentikan mereka.

Kalema berkata ia minta berhenti di tempat yang lebih aman di depan. Katanya, seorang pria di motor mengambil tongkat pemukul lalu menghantam leher Ester, yang menjerit dan terjatuh.

“Saya kehilangan keseimbangan dan terbentur ke pagar beton, kena kepala saya,” katanya sembari berbaring di rumah sakit.

Kecelakaan ini membuatnya luka di kepala, kulit kepalanya sobek beberapa sentimeter dan perlu dijahit. Esther selamat dengan kaki patah dan harus dioperasi. Polisi menolak berkomentar terhadap tuduhan ini.

Related

News 1878433245498539507

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item