Kisah dan Sejarah Petualangan Hernan Cortes yang Penuh Darah di Meksiko (Bagian 1)


Naviri Magazine - Ada banyak petualang (conquistador) yang namanya terus dikenang sejarah, dan Hernan Cortes adalah salah satunya. Dalam hal ini, ada petualang yang dianggap baik, ada pula petualang yang dianggap buruk. 

Hernan Cortes termasuk yang buruk. Ketika ia melayari samudera dan mendatangi Meksiko, petualangannya menghasilkan penjajahan, kekejaman, dan darah yang bersimbah dari korban-korbannya yang tewas.

Sejak awal abad ke-14 sampai akhir abad ke-18, Eropa sedang memasuki periode Zaman Penjelajahan. Orang-orang Eropa mulai berlayar mencapai daerah baru yang umumnya merujuk pada benua Amerika atau daerah lain yang belum pernah diketahui sebelumnya. Sebuah periode yang menandai dimulainya era kolonialisme.

Dari sederet tokoh Eropa yang muncul memimpin ekspedisi pelayaran dan penaklukan, nama Hernan Cortes mencuat sebagai orang Spanyol yang sukses menundukkan Meksiko secara penuh. Cortes adalah tipikal orang yang keras, tak mudah patuh pada perintah atasan, dan pada gilirannya memenuhi ambisi dirinya sendiri.

Jasa Cortes tentu saja besar bagi kerajaan Spanyol dan bisa dianggap sebagai pahlawan. Sementara di Meksiko, ia jadi sosok yang kontroversial, terutama hubungan buruknya dengan para penduduk asli.

Ketika Cortes menginjakkan kakinya di tanah Meksiko, daerah itu sudah punya peradaban maju yang dibangun suku bangsa Aztec. Para penulis Eropa sering menonjolkan orang-orang Aztec sebagai masyarakat kanibal, gemar mempersembahkan kurban manusia di atas altar batu, dan sederet tindakan lain yang dianggap amoral.  

Namun, narasi tandingan seperti karya Matthew Restall, When Montezuma Met Cortés: The True Story of the Meeting that Changed History, menyebut bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan, layaknya mencampurkan legenda dengan fakta sejarah.

Perilaku Cortes sendiri tak jauh lebih baik. Ia merampas tanah dan menyerobot emas. Banyak dari penduduk asli dijadikan budak, terbunuh, termasuk karena wabah penyakit cacar yang ditularkan orang-orang Eropa. Ia juga membawa Katolik sebagai agama baru yang dipeluk oleh penduduk asli, menggantikan kepercayaan lokal.

Hampir 500 tahun berselang, Paus Fransiskus, selaku pemimpin tertinggi otoritas Gereja Katolik, pernah meminta maaf pada Februari 2016. Ini tak lepas dari desakan beberapa komunitas adat di Meksiko yang menilai Gereja Katolik terlibat dan bersekutu dengan para penjajah macam Cortes. Akibatnya, budaya, bahasa, agama, dan nilai-nilai Spanyol lainnya dipaksakan kepada rakyat Meksiko.

“Beberapa orang menganggap nilai, budaya dan tradisi Anda lebih rendah. Yang lain dimabuk oleh kekuatan, uang dan tren pasar, mencuri tanah Anda atau mencemarinya. Betapa menyedihkan,” kata Paus Francis. “Seberapa berharganya bagi kita masing-masing untuk memeriksa hati nurani kita dan belajar mengatakan, ‘Maafkan saya!’”

Awal Mula Petualangan Cortes

Bernama lengkap Hernán Cortés, marqués del Valle de Oaxaca, ia lahir di Medellin, provinsi Extremadura, Spanyol, pada 1485, dari pasangan Martin Cortés de Monroy dan Catalina Pizarro Altamirano. Keluarganya merupakan golongan priyayi yang dihormati, meski tak sekaya dan sebesar priyayi lainnya.

Cortes, yang dikenal sebagai penakluk sukses, sejatinya tak punya jam terbang tinggi dalam hal perang. Pendidikan terakhirnya adalah ilmu hukum di University of Salamanca dan tidak tamat. Baru dua tahun kuliah, ia merasa bosan dan memutuskan berhenti. Cortes berpaling dari dunia pendidikan dan mulai terpesona dengan kisah-kisah penemuan emas dan kekayaan lainnya di Dunia Baru.

Yang dimaksud dengan "Dunia Baru" di zaman itu adalah daratan benua Amerika. Kata tersebut muncul pada abad ke-15, berbarengan dengan dimulainya Zaman Penjelajahan. Penyebutan Dunia Baru muncul karena sebelumnya orang Eropa hanya menganggap bahwa dunia ini diisi oleh daratan Eropa, Asia, dan Afrika (Dunia Lama).

Cortes berlayar menuju kota Azua di Hispaniola (kini di Republik Dominika) pada 1504, saat umurnya masih 19. Menghabiskan waktu selama tujuh tahun, ia diketahui pernah bekerja sebagai notaris dan petani. Pengalaman menaklukkan Dunia Baru datang saat ia bergabung bersama ekspedisi Diego Velázque ke Kuba, pada 1511.

Velázque sukses menguasai Kuba dan mendapat jabatan sebagai Gubernur, sedangkan Cortes bekerja sebagai pegawai bendahara dan pernah menjabat walikota Santiago. Pengalaman selama menaklukkan Kuba bikin Cortes terobsesi memimpin sebuah ekspedisi sendiri. Ia kemudian minta izin ke Velázque pada 1518 untuk berangkat ke Meksiko.

Velazque mulanya sempat mengizinkan. Tapi belakangan ia punya firasat tak enak kepada Cortes yang dipandang punya potensi menjadi seseorang yang haus kekuasaan. Singkatnya, Cortes tetap berangkat pada 1519 meski tak dapat restu Velázque.

Baca lanjutannya: Kisah dan Sejarah Petualangan Hernan Cortes yang Penuh Darah di Meksiko (Bagian 2)

Related

History 3440930864648358569

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item