Mengapa Orang Masih Percaya Cerita Hantu di Zaman Modern? Ini Penjelasan Ahli


Naviri Magazine - Budaya tutur lisan yang mengakar dalam masyarakat Indonesia telah melahirkan berbagai cerita rakyat atau folklor. Salah satunya cerita hantu dan mitos yang menyertainya.

Salah satunya seperti cerita tentang makhluk halus Nyi Blorong yang faktanya masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa di era digital seperti saat ini.

Nyi Blorong merupakan makhluk halus berwujud perempuan cantik dengan kulit bersisik emas. Konon, ia diyakini bisa memberikan kekayaan bagi para pengikutnya asalkan mereka bersedia mengikuti persyaratan yang diberikan, alias dengan cara pesugihan.

Saking kuatnya cerita tentang Nyi Blorong yang mengakar dalam masyarakat Jawa, sosoknya kemudian diadaptasi dalam film berjudul Perkawinan Nyi Blorong (1983) yang dibintangi Clift Sangra dan Suzanna, atau Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986).

Guru Besar Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada, Heddy Shri Ahimsa-Putra, menyebut bahwa hal itu karena pola pikir masyarakat di Indonesia, khususnya orang Jawa seperti dalam kasus Nyi Blorong, belum banyak berubah.

Walau zaman telah berganti dan teknologi telah berkembang, kisah Nyi Blorong dan cerita kesaktiannya masih hidup sampai sekarang. Hal ini karena cerita-cerita tersebut tertanam kuat dalam pikiran mereka sejak dulu kala.

Menurut Heddy, masyarakat Indonesia khususnya Jawa masih hidup dalam pikiran teologis dan mitologis. Artinya, semua yang ada di sekeliling mereka harus dijelaskan dengan personifikasi atau mengorangkan sesuatu yang pada dasarnya impersonal.

"Kalau dalam [pandangan] orang Barat, gaib itu ya energi, atau gelombang. Kalau di sini belum bisa membuat abstraksi seperti itu, makanya orang di sini membuat personifikasi, yang gaib tadi dipersonifikasikan, diorangkan," ujar Heddy.

Ia lalu mencontohkan perilaku orang yang datang ke dukun atau paranormal ketika menemukan peristiwa aneh dalam dirinya. Seperti cerita dari teman Heddy, seorang paranormal di Yogyakarta.

Heddy bercerita bahwa temannya kedatangan seorang perempuan yang kulitnya mengelupas seperti ular yang berganti kulit. Bukan hanya itu, perempuan itu disebut kesurupan makhluk halus berwujud Nyi Blorong.

Dari cerita itu, Heddy mengartikan bahwa ada sebagian orang yang percaya bahwa Nyi Blorong dan tokoh gaib lainnya dalam cerita rakyat bukanlah rekaan. Hal itu dikarenakan ada beberapa orang yang mengalami langsung peristiwa tersebut.

"Jadi memang ada orang-orang dengan pengalaman riil seperti itu dan [pengalaman] itu diceritakan pada orang lain, dan itulah yang berkembang di masyarakat," ujar Heddy.

Hal serupa juga terungkap dari penelitian Anas Ahmadi dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya yang bertajuk Legenda Hantu Kampus di Surabaya: Kajian Folklor Hantu (Ghostlore) Kontemporer dan diterbitkan dalam buku Folklore Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi (2013) yang disunting oleh Dr Suwardi Endraswara, M.Hum.

Penelitian Anas tersebut mempelajari kisah-kisah mistis di sejumlah kampus di Surabaya. Berdasarkan penelitian tersebut, sejumlah narasumber yang digunakan untuk satu lokasi mengaku mengalami langsung fenomena-fenomena yang tak masuk logika.

Beberapa pengalaman tersebut seperti bertemu dengan satpam yang berjalan namun tak berkaki, bertemu sosok yang serupa dengan orang yang dikenal padahal orang yang dikenal tak berada di lokasi, atua bertemu dengan sosok seperti nenek-nenek di tengah malam. 

Selain alasan pengalaman dan pola pikir, media sosial yang berkembang pesat juga menjadi penyebab orang Indonesia masih percaya pada cerita hantu yang kini tersaji dalam berbagai platform media sosial.

Mulai dari konten vlog penelusuran di Youtube yang dibuat seperti kejadian sungguhan, hingga podcast cerita nyata tentang pengalaman mistis bertemu setan. 

"Kalau dulu itu [medianya] terbatas, sekarang sarana komunikasi sudah canggih begini mempercepat penyebaran cerita seperti itu. Makin modern [zamannya] tidak berarti kepercayaan itu semakin hilang, malah bisa makin intens," ujar Heddy.

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita yang disampaikan, Heddy mengatakan bahwa cerita-cerita tentang setan dan sosok mitologi termasuk kategori cerita aneh dan tidak umum. Maka dari itu, banyak orang yang tertarik mendengarnya.

"Itu kan cerita yang aneh, cerita yang aneh dan tidak lazim itu kan selalu menarik. Orang barat itu suka sekali dengan etnografi orang Indonesia karena berbeda dengan kehidupan mereka, lho ada toh masyarakat begini," ujar Heddy.

"Sama aja dengan [cerita setan] 'Oh ada ya makhluk seperti ini'. Segala sesuatu yang lain selalu menarik, tapi kalau ceritanya sama, ya sudah biasa, enggak ada yang aneh." lanjutnya.

Related

Science 3788827461465108655

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item