Punya Hewan Peliharaan Ternyata Membantu Kesehatan Fisik dan Mental (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Punya Hewan Peliharaan Ternyata Membantu Kesehatan Fisik dan Mental - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Dalam The Washington Post, Denise Daniels, pakar parenting yang mengambil spesialisasi di bidang perkembangan sosial dan emosional anak, mengatakan bahwa EQ merupakan hal yang krusial untuk dikembangkan sejak dini. Salah satu komponen dari EQ adalah empati. 

Daniels memaparkan, dari beberapa hasil studi di AS dan Inggris, ditemukan korelasi antara keterikatan dengan hewan peliharaan dan skor empati yang lebih tinggi. Alasannya, memelihara hewan bagi anak dapat mereduksi fokus sepenuhnya kepada diri sendiri. Menurut Daniels, empati juga melibatkan kemampuan untuk membaca petunjuk-petunjuk nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau gestur. 

Pada hewan peliharaan, petunjuk-petunjuk nonverbal ini diperoleh. Saat anak melihat kucing mengeong atau anjing berlari ke arah pintu, ia dapat melatih kemampuannya untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan hewan peliharaannya atau apa yang bisa ia lakukan kepada mereka. 

Kepekaan membaca situasilah yang ditekankan Daniels saat menyoroti perihal anak dan kepemilikan hewan peliharaan. Bukan cuma efek internal bagi individu sebagaimana Daniels ungkapkan yang dapat terjadi ketika memelihara hewan. Efek eksternal pun dimungkinkan terjadi dari hal ini. 

Salah satu keuntungan memelihara hewan lainnya ialah melatih tanggung jawab para pemilik, demikian dicantumkan dalam situs Animal Planet. Tentunya, pemilik hewan yang bertanggung jawab tidak sekadar membeli atau mengadopsi hewan, lantas memberinya makan saja. 

Segala tanggung jawab finansial dan emosional terkait kesehatan mereka—mulai dari kebutuhan vaksinasi, sterilisasi, sampai mengajak jalan untuk melampiaskan energi hewan peliharaan yang aktif semacam anjing—merupakan konsekuensi yang tidak boleh diabaikan begitu memutuskan mempunyai hewan peliharaan. 

Aneka konsekuensi yang dijalankan ini pun bukan berhadiah hampa bagi si pemilik. Kasih sayang yang balik diberikan hewan kepada pemiliknya serta keuntungan sosial dan fisik lainnya menjadi imbalan atas pilihan memeliharanya. Terkait aspek sosial, memelihara hewan bisa membuat seseorang lebih mudah terkoneksi dengan orang lain, khususnya dengan mereka yang memiliki minat terhadap hewan peliharaan serupa. 

Macam-macam perbincangan terkait hewan peliharaan bisa menjadi awal yang baik saat berpapasan dengan sesama pemelihara hewan. Maka tak heran, hewan peliharaan sering disebut sebagai pemecah kebekuan dalam interaksi sesama manusia. 

Sedangkan dari aspek kesehatan fisik, kemampuan sosial yang dimungkinkan dari memerlihara binatang juga berdampak terhadap tubuh seseorang. Analisis dari 148 studi menunjukkan orang yang memiliki jaringan sosial yang kuat 50 persen lebih potensial untuk hidup lebih lama dibanding yang tidak. 

Temuan studi lain dari University of Wisconsin-Madison memperlihatkan, memiliki hewan peliharaan bisa menurunkan kemungkinan anak mengidap alergi sampai 33 persen. 

Acap kali orang berasumsi, memelihara hewan justru memicu terjadinya alergi pada anak. Namun, dalam studi yang dirilis di Journal of Allergy and Clinical Immunology ini justru menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar hewan peliharaan sejak dini dapat memiliki sistem imun lebih kuat. Potensi sistem imun anak yang lebih baik ini bukan tanpa catatan. 

Di rumah, sepatutnya tidak ada catatan anggota keluarga yang sudah lebih dulu memiliki alergi terhadap hewan. Dalam kondisi yang netral inilah, perkenalan dengan hewan sejak anak masih kecil bisa menciptakan efek positif berupa kekebalan terhadap alergi hewan peliharaan.
 
Satu lagi efek terhadap fisik yang terjadi dengan memelihara hewan: kemungkinan terhindar dari masalah jantung. Penelitian The Center for Disease Control and Prevention (CDC) dan National Institute of Health (NIH) memperlihatkan pemilik hewan peliharaan cenderung terhindar dari tekanan darah tinggi, serta level kolesterol dan trigliseridanya lebih terjaga. 

Ketiga hal inilah yang berperan terhadap kondisi serangan jantung. Bagi mereka yang pernah mengalami serangan jantung pun, memelihara hewan bisa memicu pemulihan yang lebih baik. Ambil contoh pemilik anjing. Olahraga rutin setiap hari dapat dimungkinkan ketika mengajak jalan peliharaan mereka. 

Sudah tentu anjing butuh beraktivitas untuk melampiaskan energinya, dan hanya dengan peran si pemiliklah, latihan atau olahraga untuk menghabiskan energi anjing dapat dilakukan. Singkat kata, dengan berolahraga semacam ini, baik anjing maupun pemiliknya dapat mendulang keuntungan raga serta jiwa.

Related

Psychology 7886421410815285814

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item