Efek Streisand, Ketika Tuntutan Berujung Antiklimaks (Bagian 1)


Abdi Edison, Ketua Dewan Pengurus Daerah Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur, melaporkan sineas dokumenter Dandhy Dwi Laksono ke Kepolisian Daerah Jatim. Dandhy dituduh telah menyebarkan ujaran kebencian kepada Megawati, Rabu (6/9). 

Pangkal pelaporan itu adalah tulisan Dandhy yang membandingkan kegagalan Megawati dan Aung San Suu Kyi. Dandhy membandingkan keduanya dalam konteks, mengutip tulisan Dandhy, "ikon pejuang demokrasi yang pernah direpresi [...] tak selalu dapat diandalkan atau menjadi tumpuan harapan untuk menyelesaikan persoalan tanpa kekerasan." 

Menariknya, saat informasi mengenai kekerasan di era kekuasaan Megawati itu coba "dihentikan", dalam hal ini dengan melaporkan Dandhy, efek yang terjadi malah sebaliknya. Mereka yang sepemikiran dengan Dandhy, atau tidak menyetujui langkah mempolisikan Dandhy, berbondong-bondong mengutarakan informasi tentang kekerasan, pelanggaran HAM, atau penggunaan cara-cara militeristik yang terjadi di era Megawati. 

Alih-alih membuat informasi tertahan, yang terjadi malah berondongan informasi yang menyingkap pelbagai bukti. 

Fenomena semacam ini disebut sebagai "efek Streisand". Istilah ini merujuk kehendak untuk menutup-nutupi informasi atau sesuatu malah berdampak sebaliknya: orang-orang malah makin penasaran, ingin tahu, dan akhirnya informasi yang beredar malah semakin banyak. Istilah "efek Streisand" memang diambil dari nama penyanyi kenamaan Amerika Serikat, Barbra Streisand. 

Pada 2003, Streisand menggugat Kenneth Adelman, fotografer dari pictopia.com, karena memuat foto rumahnya di Malibu, California. Foto itu dimuat dalam album foto publik bertema garis pantai California. Rumah Streisand memang persis terletak di tepi pantai tersebut. Tapi sesungguhnya, baik Adelman dan kebanyakan orang di AS, tidak ada yang tahu persis kalau rumah megah bercat putih itu adalah milik penyanyi keturunan Yahudi-Amerika itu. 

Akan tetapi, Streisand bersikeras hal tersebut melanggar privasinya. Ia pun menuntut ganti rugi 50 juta dolar AS. Gugatan yang tidak main-main, kan? Namun, serangan Streisand malah berbalik. Pertama, hakim menolak gugatannya. Kedua, harapan agar privasinya tidak diganggu pun pupus. 

Sebelum gugatan ini dilayangkan, foto rumahnya hanya diunduh oleh enam pengunjung (dan tidak semua tahu itu adalah rumah Streisand). Setelah Streisand melayangkan keberatan dan melakukan gugatan, lebih dari 420.000 orang mengunjungi situs yang memuat foto rumahnya. 

Kantor berita Associated Press juga menyebarkannya dan tak terhitung berapa kali foto itu tercetak di media massa. 

Di Balik Efek Streisand 

Pada 2005, jurnalis dan pendiri Techdirt, Mike Masnick, menggunakan istilah "Efek Streisand" untuk kali pertama ketika mengisahkan Marco Beach Ocean Resort (MBOR) yang tersinggung oleh foto urinoir yang diunggah Urinal.net. Menurut MBOR, tindakan itu ilegal. Bagi Masnick, kasus itu adalah lagu lama yang terus berulang, seingatnya, sejak munculnya kasus Streisand. 

“Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga pengacara sadar bahwa tindakan sederhana untuk menyembunyikan sesuatu yang mereka tidak sukai justru membuat sesuatu yang tadinya tidak (akan) pernah dilihat orang menjadi dilihat lebih banyak orang? Mari namakan itu 'Efek Streisand',” tulis Masnick. 

Kasus serupa terjadi di belahan dunia lain. Pada April 2012, Pengadilan Tinggi Inggris memerintahkan lima penyedia layanan internet di Negeri Elizabeth untuk menutup akses The Pirate Bay. Menurut mereka, situs asal Swedia itu telah melakukan pelanggaran hak cipta. 

“Situs seperti The Pirate Bay menghancurkan pekerjaan di Inggris dan menurunkan investasi pada seniman Inggris," kata Geoff Taylor, ketua British Phonographic Industry, perkumpulan dagang industri rekaman Britania, menanggapi keputusan Pengadilan Tinggi tersebut, seperti dilansir dari BBC. 

Namun, seperti bumerang yang berbalik mengenai pelemparnya, BBC menyebut situs The Pirate Bay malah banjir pengunjung hingga mencapai 12 juta orang pada waktu itu. 

Baca lanjutannya: Efek Streisand, Ketika Tuntutan Berujung Antiklimaks (Bagian 2)

Related

Science 4922706808342370956

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item