Kisah dan Legenda Bencana Air Bah dari Seluruh Dunia (Bagian 2)

Kisah dan Legenda Bencana Air Bah dari Seluruh Dunia

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah dan Legenda Bencana Air Bah dari Seluruh Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Setelah 150 hari, Bahtera akhirnya berhenti di Gunung Ararat. Air terus surut, dan setelah sekitar 70 hari lagi puncak-puncak bukit pun muncul. Nuh melepaskan seekor burung gagak yang "terbang pulang pergi, sampai air kering dari atas bumi."

Berikutnya, Nuh melepaskan seekor merpati, tetapi ia kembali karena tidak menemukan tempat untuk mendarat. Setelah tujuh hari lagi, Nuh kembali mengeluarkan burung merpati, dan burung itu kembali dengan sehelai daun zaitun di paruhnya, dan Nuh pun tahu bahwa air telah surut.

Nuh menunggu tujuh hari lagi, dan mengeluarkan merpati itu sekali lagi. Kali ini burung itu tidak kembali. Lalu ia dan keluarganya serta semua binatang meninggalkan bahtera, dan Nuh memberikan kurban kepada Allah. Allah memutuskan tidak akan mengutuki bumi lagi karena manusia, dan tidak akan pernah lagi menghancurkan semua kehidupan dengan cara seperti ini.

Untuk mengingat janji ini, Allah menempatkan pelangi di awan-awan, sambil berkata, "Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup.”

Yunani

Mitologi Yunani mengenal dua air bah yang mengakhiri dua Zaman Manusia: Air bah Ogigian yang mengakhiri Zaman Perak, dan air bah Deukalion yang mengakhiri Zaman Perunggu Pertama.

Air bah Ogigian terjadi pada masa Ogiges, pendiri dan raja Thebes. Banjir ini menutupi seluruh dunia dan begitu menghancurkan, sehingga negara itu tidak memiliki raja hingga pemerintahan kolaps.

Legenda Deukalion, seperti yang dikisahkan oleh Apollodorus dalam The Library, mengandung sejumlah kesamaan dengan Bahtera Nuh: Prometheus menasihati anaknya, Deukalion, untuk membangun sebuah peti. Semua orang tewas kecuali beberapa orang yang menyelamatkan diri ke gunung-gunung yang tinggi.

Gunung-gunung di Thessaly terbelah, dan seluruh dunia di luar Isthmus dan Peloponnesos tenggelam. Deukalion dan istrinya, Pyrrha, setelah terapung-apung di peti itu selama sembilan hari sembilan malam, mendarat di Parnassus.

Sebuah versi yang lebih tua, yang dikisahkan oleh Hellanikus, mengatakan bahwa "bahtera" Deukalion mendarat di Gunung Othrys di Thessaly. Kisah yang lain mengatakan bahwa ia mendarat di sebuah puncak, kemungkinan Phouka, di Argolis, yang belakangan disebut Nemea.

Ketika hujan berhenti, ia memberikan kurban kepada Zeus. Lalu, atas perintah Zeus, ia melemparkan batu-batu ke belakangnya, yang berubah menjadi manusia laki-laki, dan batu-batu yang dilemparkan oleh Pyrrha menjadi perempuan.

Kaum Megarian mengisahkan bahwa Megarus, anak Zeus, selamat dari banjir Deukalion dengan berenang ke puncak Gunung Gerania, di bawah bimbingan teriakan burung-burung bangau.

Ada spekulasi bahwa tsunami hebat di Laut Mediterania yang disebabkan oleh ledakan Thera, yang terjadi secara geologis pada sekitar 1630-1600 SM (tetapi hingga 1500 SM secara arkeologis), adalah basis historis untuk cerita rakyat yang berkembang menjadi mitos Deukalion.

Karya Plato, Timaeus, merujuk kepada "banjir besar semua" dan Kritias merujuk kepada "kehancuran hebat Deukalion." Selain itu, teks-teks itu melaporkan bahwa "banyak banjir besar yang telah terjadi selama sembilan ribu tahun," karena Athena dan Atlantis sangat menonjol.

Nordik

Dalam mitologi Nordik, Bergelmir adalah anak lelaki Thrudgelmir. Ia bersama istrinya adalah satu-satunya raksasa es yang selamat dari banjir darah kakek Bergelmir (Ymir), ketika Odin dan saudara-saudaranya (Vili dan Ve) membantainya. Mereka merangkak ke sebuah batang pohon yang kosong dan selamat, lalu mendirikan sebuah ras baru raksasa es.

Brian Branston, ahli mitologi, mencatat kesamaan-kesamaan antara mtios ini dengan kejadian yang digambarkan dalam epos Anglo-Saxon Beowulf, yang secara tradisional telah dihubungkan dengan air bah di Alkitab, sehingga barangkali ada kejadian yang sama dalam mitologi Jermanik yang lebih luas maupun dalam mitologi Anglo-Saxon.

Related

Mistery 5424010432550816608

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item