Misteri Pembunuhan The Axeman yang Tak Terungkap (Bagian 1)

 Misteri Pembunuhan The Axeman yang Tak Terungkap

Naviri Magazine - Antara tahun 1918 hingga 1919, dalam periode 15 bulan, kota New Orleans dan sekitarnya digemparkan dengan adanya pembunuh berantai yang dijuluki "The Axeman".

Pembunuh berantai tersebut kerap mendatangi korbannya pada malam hari, ketika korban sedang tidur. Dia diduga telah melakukan 12 kali penyerangan dan 6 kali pembunuhan.

"The Axeman" tidak mempunyai senjata sendiri untuk membunuh korbannya, tapi memakai kapak yang terdapat di rumah korban, dan kemudian dia meninggalkannya begitu saja.

Misteri Pembunuhan

Pada 23 Mei 1918, di Magnolia Street 4901, Catherine dan Joseph Maggio tewas diserang menggunakan kapak, dan leher keduanya disayat dengan pisau cukur.

Tubuh Catherine hampir semuanya terpenggal, sedangkan tubuh Joseph mengalami banyak luka parah. Mayat keduanya ditemukan oleh saudara laki-laki Joseph, yang tinggal di rumah yang sama. Saat pembunuhan terjadi, saudara laki-laki Joseph sama sekali tidak mendengar atau melihat sesuatu yang mencurigakan. Dan tidak ada satu pun barang berharga yang hilang.

Sidik jari sempat ditemukan di tempat kejadian, namun belum cukup untuk dijadikan sebagai bukti. Panel pintu dapur bagian bawah rusak, dan di sana ditemukan sebuah kapak.

Satu bulan kemudian, pada 28 Juni 1918, di dekat Dergenois dan LeHarpe Street, Louis Besumer dan Anna Lowe ditemukan tergeletak bersimbah darah oleh seorang tukang roti bernama John Zanka, yang sedang mengirim roti.

Louis bertahan dari penyerangan tersebut, sedangkan Anna hanya mampu bertahan selama 7 minggu, sebelum akhirnya sekarat. Anna sempat mengatakan pada polisi bahwa seorang laki-laki berkulit putih membawa kapak telah menyerang mereka.

Sama seperti kejadian yang terjadi di rumah Maggio, panel pintu kamar bagian bawah rusak, dan di sana juga ditemukan sebuah kapak berlumuran darah.

Kemudian, pada 5 Agustus 1918, istri Ed Schneider ditemukan tergeletak oleh suaminya, pada sore hari di rumahnya. Dia dilarikan ke rumah sakit, dan dikabarkan bertahan dari penyerangan tersebut, bahkan sempat melahirkan seorang bayi seminggu setelahnya.

Dan menurut penyelidikan, kapak milik mereka dilaporkan hilang dari gudang.

Lima hari kemudian, pada 10 Agustus 1918, di dekat Tonti dan Gravier Street, Joseph Romano yang berumur 80 tahun ditemukan tewas oleh keponakannya, Pauline dan Mary, setelah mereka berdua sempat mendengar Joseph bergulat.

Kedua keponakan juga sempat melihat orang yang memukul pamannya. Mereka mengatakan, orang itu berperawakan tinggi, gelap, berpakaian serba gelap, dan memakai topi. Joseph kemudian meninggal dua hari kemudian.

Tujuh bulan kemudian, pada 10 Maret 1919, Rose dan Charles Cortimiglia diserang. Charles sempat melawan walaupun akhirnya terluka, dan keduanya bertahan. Namun anak mereka, yang bernama Mary, yang juga diserang, akhirnya tewas.

Mereka bertiga diserang menggunakan kapak yang merupakan milik mereka sendiri.

Lima hari kemudian, penerbit koran di New Orleans, bernama The Times Picayune, menerima surat yang diduga berasal dari "The Axeman". Dia mengancam pihak kepolisian, juga mengingatkan semua orang bahwa dia bisa melakukan hal yang lebih buruk.

Namun, hal yang paling penting adalah ancaman khusus yang menakuti seluruh penduduk New Orleans.

Pada tanggal yang disebutkan dalam suratnya, yaitu 19 Maret 1919, semua orang memainkan musik jazz pada malam itu. Jika ada seseorang yang tidak memainkan musik jazz di rumahnya, dia akan mendatangi klub malam yang memainkan musik jazz. Dan benar saja, tidak ada seorang pun yang dibunuh pada malam itu.

Pada 10 Agustus 1919, Steve Boca terluka parah di rumahnya. Setelah dia terbangun, dia melihat seorang laki-laki berada di sebelah tempat tidurnya, sambil memegang kapak.

Boca bertahan dari serangan itu, dan melarikan diri menuju rumah temannya, dan kemudian menelepon polisi. Boca tidak mampu mengingat karena pukulan di kepalanya.

Kemudian, di awal September 1919, di 2128 Second Street, Sarah Laumann yang berumur 19 tahun diserang oleh seseorang yang memasuki rumahnya lewat jendela yang terbuka. Ketika sadar, dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi.

Pada 27 Oktober 1919, di sudut South Scott dan Ulloa Street, "The Axeman" kembali menyerang Esther dan Mike Pepitone. Esther terbangun sekitar jam 1 pagi karena mendengar teriakan suaminya, kemudian lari ke kamar. Kepala Mike sempat dipukul sebanyak 18 kali, dan meninggal dua jam kemudian.

Baca lanjutannya: Misteri Pembunuhan The Axeman yang Tak Terungkap (Bagian 2)

Related

Mistery 388681914644553174

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item