Misteri Keberadaan Yeti, Makhluk Paling Misterius di Bumi (Bagian 1)

Misteri Keberadaan Yeti, Makhluk Paling Misterius di Bumi

Naviri Magazine - Makhluk mistis yang disebut Yeti diyakini menghuni wilayah pegunungan Himalaya. Ia kali pertama dilaporkan muncul sebelum abad ke-19. Yeti digambarkan mirip primata, mengerikan, kerap membawa batu besar sebagai senjata untuk melumpuhkan manusia, dan membuat suara mirip siulan.

Benarkah Yeti sejatinya ada, atau sekadar mitos?

Mitos mengatakan bahwa Yeti, atau Abominable Snowman, adalah makhluk besar yang mendiami wilayah Himalaya, Nepal, dan Tibet, dimana cerita tentang Yeti telah ada secara turun-temurun.

Sisa-sisa fosil yang ditemukan di sana dari zaman Pleistosen, sekitar 2,5 juta sampai 11 ribu tahun yang lalu, mengungkapkan bahwa terdapat kerangka makhluk yang disebut Gigantopithecus, atau kera besar, yang punah 300.000 tahun lalu. Primata ini memiliki tinggi sekitar 10 kaki, dan beratnya setengah ton.

Hal ini memungkinkan mereka tinggal bersama nenek moyang manusia di daerah yang sekarang bernama Cina, India, dan Vietnam. Namun komunitas ilmiah umumnya menganggap spesies ini hanya sebagai kera besar punah, dan Yeti tidak lebih dari sebuah legenda.

Yeti dipercaya sebagai manusia salju oleh masyarakat di sekitar pegunungan Himalaya. Yeren atau orang liar, demikian masyarakat menyebut Yeti. Sebutan Yeti berasal dari bahasa Sherpa/Newari, yang digunakan oleh bangsa Cina-Tibet, dengan pengucapan ‘yeh’ yang berarti ‘salju’, dan ‘te’ yang berarti ‘hewan’.

Beberapa orang ada yang salah mengartikan sebagai ‘binatang batu’, karena Yeh juga bisa berarti ‘area berbatu’. Orang-orang Nepal juga menyebutnya ‘Bonmanche’, yang berarti ‘manusia liar’ atau ‘Kanchanjunga Rachyyas’, yang berarti ‘iblis Kanchanjunga’.

Keberadaannya belum terbukti langsung dengan kasatmata, karena beberapa penelitian selalu menemui jalan buntu saat ingin mengabadikan sosok ini. Secara fisik, makhluk ini punya perawakan besar berbulu, dan berjalan seperti manusia. Makhluk ini berjalan tegak dengan gaya yang canggung.

Penduduk dan pemburu di sekitar Himalaya bahkan menyatakan makhluk ini pandai menyembunyikan diri. Hal ini disebabkan habitatnya yang memang jauh dari jalur manusia. Para pemburu juga mengatakan bahwa Yeti tidak tinggal di zona bersalju, melainkan di hutan Himalaya yang paling tinggi, dengan kelebatan yang nyaris tak tertembus. Kalau makhluk ini berkelana ke zona bersalju, pasti para pendaki gunung melihatnya atau menemukan jejak kakinya.

Sherpa, penduduk asli Nepal, menduga bahwa alasan makhluk ini melintasi ladang bersalju adalah untuk mencari lumut yang mengandung garam, yang banyak tumbuh di tumpukan batu sekitar gunung Himalaya. Ilmuwan Inggris, Ivan Sanderson, mengatakan bahwa mahkluk ini bukan mencari lumut melainkan lumut kerak, yang kaya gizi.

Namun, beberapa teori menyebut bahwa keberadaan Yeti tidak memberi petunjuk apakah itu binatang, orang seperti makhluk, atau alien. Para ilmuwan lalu mengelompokkannya sebagai cryptid. Cryptid pada dasarnya adalah hewan-hewan yang diyakini ada tapi sampai sekarang belum diklasifikasikan ke dalam jenis hewan tertentu, karena kurangnya bukti ilmiah dalam mengidentifikasikannya.

Kisah Meh-t , atau manusia beruang, serupa Yeti, sangat terkenal di Nepal. Bahkan kisah ini menarik perhatian bangsa barat ketika pada 1830-an, Journal of Asiatic Society of Bengal diterbitkan oleh seorang petualang Inggris, B. H. Hodgson, yang menggambarkan makhluk ini sebagai sosok dengan tinggi besar dengan dua kaki, dan ditutupi rambut hitam yang diklaim terlihat, saat dia dan timnya sedang trekking di Nepal.

Pada akhir abad ke-19, cerita Yeti pertama didengar oleh dunia Barat. Kemudian pada abad ke-20, ketika banyak pendaki gunung mulai berpetualang ke wilayah Himalaya, jumlah penampakan secara dramatis meningkat. Mereka melaporkan melihat jejak kaki aneh atau makhluk ganjil.

Pada tahun 1921, istilah “Abominable Snowman” dipopulerkan, setelah Royal Geographical Society’s Everest Reconnaissance Expedition kembali ke Inggris dengan cerita-cerita Yeti, seperti yang dikisahkan oleh pemandu Sherpa mereka.

Sejarah sebelum abad 19

Menurut H. Siiger, Yeti adalah bagian dari kepercayaan beberapa orang pra-Buddhis Himalaya. Dia diberitahu bahwa orang-orang Lepcha menyembah suatu “Glacier Being (makhluk sungai es)” sebagai Dewa Berburu.

Dia juga melaporkan bahwa pengikut agama Bön pernah percaya darah “mi rgod” atau “manusia liar” telah digunakan dalam upacara-upacara mistik tertentu. Makhluk ini digambarkan sebagai makhluk mirip kera yang membawa batu besar sebagai senjata, dan membuat suara mirip bersiul.

Sejarah abad 19

Pada tahun 1832, James Prinsep’s Journal of Asiatic Society of Bengal menerbitkan cerita penjelajah BH Hodgson beserta pengalamannya di Nepal utara. Pemandu lokalnya melihat makhluk tinggi yang berdiri tegak, dan berjalan dengan dua kaki, ditutupi rambut hitam panjang, yang tampaknya melarikan diri dalam ketakutan. Hodgson menyimpulkan itu adalah orangutan.

Sebuah catatan awal laporan jejak kaki, ditemukan pada tahun 1899 oleh Laurence Waddell di tengah-tengah Himalaya. Waddell melaporkan deskripsi jejak kaki makhluk mirip kera besar, yang Waddell pikir mungkin dibuat oleh beruang.

Sejarah sebelum abad 20

Frekuensi laporan meningkat selama awal abad ke-20, ketika orang Barat mulai melakukan upaya pendakian ke puncak dari banyak gunung di daerah itu, dan kadang-kadang melaporkan melihat makhluk aneh ataupun jejak kaki yang aneh.

Pada tahun 1925, seorang fotografer bersama Royal Geographical Society melaporkan telah melihat makhluk aneh di dekat gletser terbesar di dunia, Zemu, di India. N. A. Tombazi menulis bahwa, “Tidak diragukan lagi, sosok itu menyerupai manusia, berjalan tegak, dan berhenti sesekali untuk menarik beberapa semak dwarf rhododendron.“

Dia mengatakan, jejak kaki makhluk ini mirip jejak kaki manusia, tetapi dengan ukuran yang lebih besar. Panjangnya enam hingga tujuh inci, dan lebarnya sekitar empat inci.

Ketertarikan dunia Barat pada Yeti memuncak secara dramatis pada tahun 1950. Yang paling populer adalah penampakan versi Eric Shipton, ketika ia mencoba mendaki Gunung Everest pada tahun 1951. Eric Shipton bahkan menyebarkan foto-foto jejak kaki Yeti. Jejak kaki itu panjangnya 13 inch dengan lebar 8 inci. Saat itulah nama Yeti mulai terkenal ke penjuru dunia.

Foto-foto itu telah menjadi subjek penelitian dan perdebatan. Beberapa berpendapat menyatakan itu adalah bukti terbaik dari keberadaan Yeti, sementara yang lain berpendapat jejak kaki ini adalah jejak makhluk biasa yang telah terdistorsi oleh salju yang mencair.

The Daily Mail mensponsori Snowman Expedition pada tahun 1954, untuk menyelidiki penampakan terakhir Yeti. Selama perjalanan, pendaki gunung John Angelo Jackson banyak menemukan dan memfoto jejak kaki, beberapa ada yang besar dan tidak teridentifikasi.

Baca lanjutanya: Misteri Keberadaan Yeti, Makhluk Paling Misterius di Bumi (Bagian 2)

Related

Mistery 6565427377209484905

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item