Misteri Keberadaan Yeti, Makhluk Paling Misterius di Bumi (Bagian 2)

Misteri Keberadaan Yeti, Makhluk Paling Misterius di Bumi

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Keberadaan Yeti, Makhluk Paling Misterius di Bumi - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

The Daily Mail kemudian memuat artikel yang menggambarkan bagaimana tim ekspedisi memperoleh spesimen rambut cokelat kehitam-hitaman dan gelap, yang sama dengan yang ada di Biara Pangboche.

Pada tahun 1974, berita tentang serangan Yeti pada istri seorang sherpa, sampai ke Inggris. Lap Kadoma diduga dilemparkan ke sungai oleh makhluk besar yang mendekatinya dari belakang.

Ketika siuman, ia menemukan sejumlah yak (sejenis hewan) tewas tergeletak di dekatnya. Luka-luka pada yak itu tidak seperti yang ditimbulkan oleh macan tutul salju atau beruang, yang merobek bangkai mangsanya secara terpisah. Sebaliknya, ada tanda gigi, dan daging-dagingnya telah habis dimakan.

Yeti di abad 21

Akhir tahun 2007, para penjelajah dari serial ‘Destination Truth’ mengatakan telah menemukan bukti baru mengenai keberadaan makhluk Yeti di Himalaya.

Mereka mengatakan telah menemukan bukti baru mengenai keberadaan Yeti di Himalaya, yakni ditemukannya tapak-tapak kaki Yeti ketika mencoba mengungkap misteri tersebut untuk film dokumenter televisi.

Salah satu tapak yang diperlihatkan terdiri dari satu kaki utuh, yang besarnya hampir dua kali ukuran tapak kaki manusia. Para penjelajah itu mengatakan makhluk tersebut tingginya bisa sampai 2,4 meter.

“Kami membawa tapak-tapak kaki ini ke Amerika Serikat untuk dianalisa lebih lanjut,” kata Josh Gates, pembawa acara serial tersebut kepada Deutsche Presse-Agentur di Kathmandu.

Menurut Gates, tapak kaki itu ditemukan di suatu daerah terpencil yang tidak ditinggali manusia, yang jaraknya tiga hari berjalan kaki dari Lukla, daerah yang jauhnya sekitar 250 kilometer arah barat laut dari ibu kota Nepal, Kathmandu.

Penemuan Yeti juga terjadi pada tahun 2009 di pegunungan Tatra, Polandia. Saat itu, seorang pria lokal bernama Piotr Kowalski sedang merekam seekor kambing yang ia lihat di balik tebing. Ketika sedang merekam, tiba-tiba ia dikejutkan sesosok makhluk yang muncul dari balik bebatuan.

Rekaman Kowalski telah diserahkan kepada Nautilus Foundation yang biasa meneliti fenomena aneh.

Menurut presiden lembaga tersebut, Robert Bernatowicz, film ini jelas menunjukkan satu makhluk yang lebih besar dibanding manusia pada umumnya. Namun karena kameranya bergetar, sangat sulit menentukan apa yang telah terekam kamera tersebut. Jadi lembaga itu memutuskan untuk meneliti langsung ke pegunungan Tatra, untuk mencari jejak-jejak yang tertinggal.

Tanggal 27 Desember 2011, waktu 11:24 GMT, mungkin waktu yang bersejarah bagi para pemerhati misteri Yeti. Tim dokumentasi BBC, yang telah mengambil sampel DNA dari jari Yeti yang berasal dari biara Pangboche, telah berhasil menganalisisnya. Sample DNA ini diteliti oleh seorang ahli genetik, Edinburgh Zoo, dan menyimpulkan bahwa jari ini merupakan tangan manusia.

Dr. Rob Ogden, dari Royal Zoological Society of Scotland, berkata, “Kami harus menjahitnya bersama-sama. Kami memiliki beberapa fragmen yang kami masukkan ke dalam satu urutan besar, dan kemudian kami cocokan dengan database yang kami miliki, dan kami menemukan DNA manusia.”

Ian Redmond, seorang primatologi berkata, “Dari apa yang kita tahu tentang Yeti, saya akan mengharapkan jari tersebut lebih kuat dan lebih panjang, dan mungkin dengan beberapa rambut di belakangnya. Jika seseorang baru saja menemukan jari itu tanpa mengetahui cerita Yeti seperti apa, saya pikir Anda akan berpikir itu jari manusia.”

Publik sulit untuk mengatakan apakah harus percaya atau tidak kepada orang yang mengatakan bahwa ia telah melihat Yeti namun tak bisa membuktikannya, minimal foto yang nyata. Seorang Sherpa tua di Himalaya pernah berkata, ”Yeti ada di balik pikiran semua manusia, hanya mereka yang diberkati yang tidak dihantui makhluk itu.”

Sampai hari ini, legenda Yeti masih tetap begitu kuat seperti sebelumnya. Tahun lalu saja, ada 15 penampakan yang dilaporkan di Siberia. Kemerovo State University di Rusia bahkan menyiapkan sebuah lembaga penelitian untuk menelisik lebih dalam laporan dan penampakan Yeti.

Dalam salah satu penampakan, beberapa nelayan yang berlayar dalam perahu mereka di Desa Myski, melihat beberapa sosok makhluk berbulu. Awalnya mereka menduga, itu kerumunan beruang. Namun, gerak-gerik mereka tak seperti binatang, dan para nelayan pun berubah pikiran, mengiranya sebagai manusia. Demikian seperti dimuat Siberian Times.

“Kami berteriak ke mereka, apakah kalian membutuhkan bantuan?” kata salah satu nelayan, Vitaly Vershinin. Namun, teriakan itu tak berbalas.

“Mereka justru bergegas pergi, semuanya berbulu, berjalan dengan dua kaki, menerobos ke semak-semak, menuju bukit,” tambah dia. Vershinin menegaskan, mahluk itu tak mungkin beruang, sebab meski bisa berdiri dengan dua kaki, sementara beruang biasanya berjalan dengan empat kaki.

Penampakan kedua terjadi di tepi sungai Mras-Su, beberapa hari kemudian. Seorang nelayan mengaku melihat binatang tinggi berbulu yang mirip manusia. “Teropong kami rusak, sehingga kami tak bisa melihatnya dengan jelas. Kami melambai ke binatang itu namun tak ada respons, mereka langsung berlari ke arah hutan, berjalan cepat dengan dua kaki.”

Dalam kasus selanjutnya, menurut seorang pegawai pemerintah, Sergei Adlyakov, seorang inspektur kehutanan yang tidak disebutkan namanya mengaku bertemu yeti di Taman Nasional Shorsky. “Mahluk itu tidak mirip beruang, dan cepat-cepat menghilang setelah mematahkan ranting semak,” kata dia.

Kasus yang terakhir terjadi di Distrik Tashtagolski, dekat perbatasan Khakassia. Namun, tak ada gambar yang meyakinkan dari tiga penampakan tersebut, hanya sebatas pengakuan.

Ahli yeti terkemuka Rusia, Igor Burtsev, sekaligus kepala International Centre of Hominology, mengatakan, lokasi penampakan di Myski akan menjadi tuan rumah konferensi internasional dan ekspedisi pencarian yeti. Ia mengatakan, penampakan yang terjadi di sana sangat signifikan.

“Kami akan menjelajahi area baru, ke utara, di tempat biasanya yeti terlihat sebelumnya. Konferensi ini akan dimulai di Moskow, dan kemudian kami akan melakukan perjalanan ke wilayah Kemerovo,” kata dia.

Penampakan yeti juga dilaporkan di Prancis dan Amerika Utara, namun Dr. Bindernagel mengatakan, mayoritas laporan penampakan diabaikan para ilmuwan yang tak mau terjebak dalam “lelucon atau mitos”.

Padahal bisa saja, hal ini mampu membuka kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih luas, sehingga misteri-misteri yang belum terpecahkan jadi terpecahkan. Atau mungkin saja Yeti tetap menjadi misteri sampai kapan pun.

Related

Mistery 8163564841804823226

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item