Apa yang Akan Terjadi jika di Dunia Tidak Ada Penyakit? Ini Jawabannya


Naviri Magazine - Apa yang akan terjadi jika di dunia tidak ada penyakit? Kedengarannya hebat. Mungkin pula kita akan langsung membayangkan kehidupan laksana surga, tempat manusia dapat hidup sejahtera tanpa ancaman penyakit—fisik maupun mental, infeksi ataupun degeneratif, akut maupun kronis. Tanpa penyakit, sepertinya dunia kita akan berubah jauh. Benarkah begitu?

Yang pasti, jika dunia benar-benar terbebas dari penyakit, angka kematian akan menurun drastis dan harapan hidup orang akan lebih panjang. Kenyataan itu mungkin akan memunculkan pertanyaan lain, “Apakah dengan begitu populasi dunia akan meningkat pesat, sehingga akan mengalami kekurangan lahan yang berujung pada perebutan dan peperangan?”

Belum tentu. Dalam dua ratus tahun terakhir, Eropa mengalami peningkatan dalam hal kesehatan beriring membaiknya sanitasi dan penciptaan obat-obatan yang berhasil menurunkan angka kematian. 

Sejak tahun 1800-an, Eropa mengalami kemajuan pesat dalam hal peningkatan kualitas hidup, dan selama kurun waktu itu penduduk Eropa pun meningkat pesat dalam waktu singkat.

Tetapi, mereka kemudian menghadapi masalah yang sebelumnya tak terbayangkan, yakni biaya hidup. Selama berabad-abad, keluarga petani pindah ke kota-kota, dan biaya membesarkan anak jauh lebih mahal dibanding di daerah pedesaan. 

Karenanya, meski tingkat kesehatan dan kesejahteraan membaik, tingkat populasi kemudian berhenti bertumbuh karena masyarakat di sana memilih mempunyai keluarga kecil, karena tidak mampu lagi membiayai banyak anak.

Dengan logika yang sama, jika populasi dunia benar-benar membengkak akibat tidak adanya penyakit, pada akhirnya juga akan menghadapi masalah sama seperti yang dihadapi masyarakat Eropa. 

Dengan sumber daya alam yang makin menipis—meski dunia tak ada lagi penyakit—orang-orang akan lebih memutuskan untuk memiliki sedikit anak, karena biaya hidup yang mahal. Artinya, tak peduli ada penyakit atau tidak, dunia akan tetap sama.

Pada saat ini, kita membutuhkan dokter, perawat, juga rumah sakit, karena adanya penyakit. Jika di dunia tak ada lagi penyakit, apakah kita masih akan membutuhkan mereka? 

Jawabannya sama saja—tak ada yang berubah. Kita akan tetap membutuhkan dokter, perawat, juga rumah sakit, bahkan apotik. Mereka yang selama ini bekerja sebagai petugas kesehatan tidak akan kehilangan pekerjaan hanya gara-gara dunia tak lagi memiliki penyakit. 

Karena, meski tidak ada penyakit, orang masih bisa mengalami kecelakaan, tetap melahirkan anak, dan kadang-kadang butuh operasi plastik untuk mempercantik diri. 

Jadi, industri farmasi dan semua orang yang terlibat dalam perawatan kesehatan akan tetap bekerja dan tetap kita butuhkan, meski di dunia tak ada lagi penyakit. Bahkan mungkin pasar obat-obatan akan meningkat untuk semakin meningkatkan kualitas kesehatan, sehingga kita bisa hidup lebih baik lagi. 

Sampai di sini, mungkin kita jadi tergoda untuk menanyakan, “Mungkinkah kita dapat hidup selamanya jika tidak ada penyakit?” 

Kematian manusia tidak hanya berhubungan dengan penyakit. Jika di dunia tidak ada lagi penyakit, mungkin harapan hidup memang akan meningkat, tapi yang jelas kita tetap akan mati. 

Banyak cara untuk mati, terlepas dari serangan penyakit. Kecelakaan, pembunuhan, bencana alam, overdosis obat terlarang, hingga peperangan, atau bahkan bunuh diri. Tanpa makanan, manusia pun bisa mati akibat kelaparan. 

Selain itu, meski tidak ada penyakit, kita tidak bisa menghindari proses penuaan seiring bertambahnya usia. Dalam proses penuaan, siapa pun dapat mati kapan saja tanpa penyakit—entah tersandung, keseleo, jatuh, dan terluka.

Membayangkan dunia steril dari penyakit mungkin terdengar hebat. Tapi ternyata biasa-biasa saja, karena tak jauh perbedaannya.

Fakta:

Setiap tahun, sebanyak 35.000 orang di Amerika meninggal karena penyakit flu.

Setiap tahun ada 300.000 kasus kematian di seluruh dunia, yang disebabkan obesitas.

Penelitian di Inggris menyatakan bahwa penyakit jantung paling sering menyerang si penderita pada hari Senin.

Plogeria adalah penyakit yang menjadikan penderitanya cepat tua. Saat ini ada sekitar 48 orang di dunia yang mengidap penyakit tersebut.

Seorang wanita bernama Claire Scott menderita penyakit aneh yang disebut Cataplexy—setiap kali tertawa, dia akan tertidur.

Wanita lain bernama Anna Ryan, menderita Nocturnal Sleep-Related Eating Disorder (NSRED), yaitu penyakit yang membuatnya makan ketika tidur, tanpa disadari.

Related

Science 2371205065384715644

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item