Apa yang Akan Terjadi jika Kita Tersadar Sewaktu Dioperasi? (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Apa yang Akan Terjadi jika Kita Tersadar Sewaktu Dioperasi? - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Dr. Alexander Hannenberg, ketua American Society of Anesthesiologist, menyatakan, “Terbangun di tengah-tengah operasi atau anesthesia awareness kemungkinan berhubungan dengan kesalahan manusia atau peralatan yang digunakan dalam memberi obat anestesi.”

Anestesi umum yang dilakukan biasanya aman, dan tidak membuat pasien terbangun di tengah-tengah operasi. Karenanya, dokter akan mengumpulkan riwayat medis pasien terlebih dulu, termasuk kebiasaan konsumsi alkohol dan obat-obatan yang diminum, karena hal itu penting untuk menentukan dosis anestesi secara tepat.

Orang yang mendapatkan anestesi umum akan merasa seperti tidur siang. Selama tidur, otak akan berada dalam kondisi paling aktif, tapi di sisi lain akan menekan aktivitas sistem saraf pusat. Sedangkan anestesi yang diberikan akan membuat otak menjadi kurang aktif dan konsumsi oksigen berkurang, sehingga orang jadi tidak sadar diri.

Diperkirakan sekitar 4.000 orang di seluruh dunia memiliki pengalaman terbangun saat operasi. Orang yang memiliki masalah dengan jantung atau paru-paru, konsumsi alkohol setiap hari, dan penggunaan jangka panjang obat opiat, berisiko mengalami hal tersebut. 

Pemaparan ini mungkin terkesan mengerikan, dan bisa jadi akan menimbulkan ketakutan yang tak perlu. Karenanya, untuk mengurangi kekhawatiran, mari kita lihat perjalanan obat bius atau anestesi dalam kaitannya dengan prosedur operasi, untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang telah terjadi dalam hal satu ini.

Pada 1846, dokter gigi William T. G. Morton mulai menggunakan eter untuk menidurkan pasien selama operasi. Itu pertama kalinya obat bius digunakan dalam bidang medis. 

Praktek itu kemudian menyebar, namun masih mengundang masalah. Pada masa itu para dokter belum bisa mengendalikan berapa banyak eter yang harus dihirup, sehingga pasien kadang terbangun selama operasi, atau justru tidak bangun lagi. Selain itu, eter termasuk senyawa yang sangat mudah terbakar.

Beberapa dekade kemudian, dunia medis menemukan gas anestesi yang kurang mudah terbakar dan anestesi intravena dengan dosis terkendali. 

Pada 1950-an, ditemukan efek samping bahaya yang umum, termasuk kelainan irama jantung, masalah pernapasan, penurunan tekanan darah, mual dan muntah, berkaitan dengan anestesi. Karenanya, pada masa itu, para pakar medis mulai mempelajari cara dan dosis paling tepat dalam penggunaannya.

Di masa modern saat ini, teknik anestesi telah memungkinkan orang aman menjalani operasi dengan sedikit atau berkurangnya efek samping yang serius. 

Beberapa komponen anestesi umum termasuk menenangkan, membuat pingsan, tidak bergerak, analgesia (kurangnya rasa sakit) dan amnesia (kekurangan memori). Para ahli telah mengembangkan obat yang bisa memberikan satu atau lebih komponen sesuai dengan prosedur dan kondisi pasien.

Selain itu, ahli anestesiologi bukan orang sembarangan, dan pekerjaannya juga bukan hal mudah, karena anestesi masih bisa menimbulkan komplikasi dan efek bagi tubuh. 

Karena itu, ahli anestesiologi sangat berhati-hati dalam memantau kondisi pasien, misal dalam tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, fungsi jantung dan pernapasan, selama operasi. Selain itu, ahli anestesi juga harus menyesuaikan keseluruhan prosedur dan kondisi pasien untuk membuatnya tetap aman. 

Pada waktu operasi dilakukan, ahli anestesi dapat mengetahui apakah seorang pasien akan keluar dari sedasi, karena denyut jantung dan tekanan darah. Biasanya pula, ahli anestesi akan meningkatkan jumlah anestesi pada waktu itu, sehingga pasien tetap tak sadar selama operasi belum selesai. 

Seiring kemajuan dalam bidang biologi sel, genetika, dan biologi molekuler, para ilmuwan dalam bidang anestesi pun terus mengembangkannya ke arah yang lebih baik, aman, sekaligus lebih efektif. 

Fakta:

Pada abad pertengahan, operasi atau pembedahan dilakukan tanpa anestesi. Sebagai gantinya, dokter di masa itu dilatih untuk tidak menghiraukan teriakan kesakitan si pasien.

Pada 26 Maret 1658, penulis buku harian terkenal London, Samuel Pepys, dioperasi untuk mengeluarkan batu ginjalnya yang sebesar bola tenis, tanpa pembiusan. Empat orang laki-laki kuat memeganginya erat-erat selama proses operasi berlangsung. 

Operasi itu berhasil, dan Pepys menyimpan batu ginjalnya dalam botol di rumah. Setiap tahun, dia merayakan hari ulang tahun operasinya dengan cara bersulang dengan batu ginjalnya, menggunakan segelas minuman anggur.

Related

Science 8196409571121528607

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item