Mengapa Sampah Rumah Tangga Sangat Banyak di Indonesia?


Indonesia pernah menduduki peringkat kedua sebagai penghasil sampah makanan terbanyak di dunia pada 2016 lalu, dengan 300 kg sampah makanan dihasilkan oleh setiap orang per tahunnya. Indonesia bahkan ‘mengalahkan’ Amerika Serikat yang menghasilkan 277 kg sampah per kapita dalam setahun kala itu. Walaupun kini angka timbulan sampah makanan perorangan di Indonesia telah berkurang, jumlah yang masih ada tetap masih terlalu banyak.

Bagaimana bisa negara yang masih dihantui tingkat kelaparan peringkat ketiga tertinggi di dunia (berdasar data Global Hunger Index 2021) justru surplus makanan—hingga terbuang percuma?

Ada beberapa penyebab dan pendorong utama mengapa seseorang menyisakan atau membuang makanan. Berdasarkan kajian FLW 2021, setidaknya terdapat 18 penyebab langsung (direct cause) dan pendorong tidak langsung (indirect drivers), dan 10 di antaranya diklasifikasikan sebagai “sangat penting”. Dalam konteks rumah tangga, buruknya kualitas ruang penyimpanan dan perilaku konsumen yang berlebihan masuk di dalam daftar tersebut. 

Perihal perilaku konsumen ini sejalan dengan hasil survei FLW, yaitu 53 persen responden menyatakan bahwa biasanya terdapat sisa makanan dari hasil masakan atau pembelian yang dibawa pulang (take-away). Sebaliknya, ketika makan di luar rumah, 63 persen responden justru  mengungkapkan tidak ada makanan yang tersisa.

Urusan penyimpanan makanan juga menjadi salah satu masalah. Meskipun sisa makanan yang tak dihabiskan bisa disimpan kembali di kulkas untuk dikonsumsi lagi di hari yang akan datang, selalu ada kemungkinan niatan itu tidak terwujud. Tergantung dari jenisnya, masa simpan makanan dalam kulkas biasanya hanya bertahan 3–30 hari atau 3 bulan jika disimpan dalam freezer. 

Tetapi jangka waktu ini tidak berlaku untuk sayuran mentah maupun olahan. Dari kandungan gizi, sayuran matang yang dipanaskan berulang akan mengalami penguraian nutrisi, dan proses pengukusan/perebusan ulang akan mempengaruhi teksturnya. Alhasil, menu sayur olahan lebih sering dibuang.

Sayuran mentah pun tidak semuanya awet jika disimpan dalam kulkas. Teknik penyimpanan tanpa persiapan (meal preparation) juga mempercepat pembusukan. Sayangnya, tidak semua rumah tangga punya pengetahuan yang cukup tentang apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga ketahanan sayuran yang disimpan. 

Kalaupun tahu, tidak banyak yang cukup telaten atau disiplin melakukannya. Inilah yang akhirnya berkontribusi pada banyaknya makanan yang terbuang saat jadwal bersih-bersih kulkas tiba.

Related

Indonesia 3461291029385113957

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item