Kisah Terindah di Dunia (27)
Naviri.Org - “Selama aku tinggal di sini, aku belum pernah mendengarnya,” jawab Naufal. “Lalu dari mana kau bisa menjelaskan segala ha...
Menuju hidup lebih baik
Naviri.Org - “Selama aku tinggal di sini, aku belum pernah mendengarnya,” jawab Naufal. “Lalu dari mana kau bisa menjelaskan segala ha...
Naviri.Org - “Mungkin baru sekitar satu bulan, kan?” Nazar nampak ragu-ragu. “Atau sudah dua bulan? Hm...tiga bulan?” “Mungkin sekitar...
Naviri.Org - “Kau telah berada di sini selama bertahun-tahun lamanya—sepuluh tahun, katamu—kau tentunya telah mengenal tempat ini dengan...
Naviri.Org - Naufal menatap Nazar dan berkata sungguh-sungguh, “Ketika kau masih berada di duniamu, pernahkah kau menyaksikan air laut y...
Naviri.Org - “Dengar, Sobat, semua orang yang belum lama sampai di negeri ini, pasti akan punya pikiran sepertimu—ingin meninggalkan tem...
Naviri.Org - “Selamat datang di negeriku, rakyat-rakyatku yang baru,” ucap Ibu Ratu dengan suara yang halus—suara paling halus yang pern...
Naviri.Org - Nazar menatap seraut wajah yang kini tersenyum ramah kepadanya. Namun mata Nazar masih mencuri-curi pandang ke dalam air, d...
Naviri.Org - Mereka melangkah menyusuri lorong dan Nazar terus mengikuti langkah-langkah Laras. Baru kali ini ia dapat melihat keadaan d...
Naviri.Org - Nazar menatap mata Laras, dan ia melihat mata itu memancarkan keyakinan yang amat teguh. Nazar dapat mengira kalau Laras pa...
Naviri.Org - “Seperti yang pernah kukatakan kemarin,” kata Laras—kembali dengan gaya seorang dosen yang memulai presentasi, “ayahmu tela...
Naviri.Org - Nazar memang tahu—dan bisa merasakan di lidahnya—bahwa itu daging kambing. Dulu, saat ayahnya masih kaya, ia sering menikma...
Naviri.Org - Nazar mengangguk, kemudian menjawab dengan jengkel, “Pertama, aku masih dapat menahan rasa laparku. Kedua, aku tidak tahu a...
Naviri.Org - “Aku tahu apa yang kulakukan!” bentak Nazar dengan marah seraya mengetatkan cengkeramannya pada lengan perempuan itu. “Dan ...
Naviri.Org - “Dan siapa kau...?” Nazar menatap perempuan itu. Sepertinya perempuan itu juga manusia biasa—seperti dirinya. “Namaku Lar...
Naviri.Org - Nazar tercengang. Ia seperti tak mampu berkata apa-apa mendengar penjelasan itu. Ia memang sudah sering mendengar akan kebe...
Naviri.Org - Nazar merasakan kereta berhenti. Seperti saat tengah berjalan, kereta itu pun tak menimbulkan suara sama sekali selain hany...
Naviri.Org - Lalu di manakah sebenarnya Nazar? Di manakah sesungguhnya lelaki itu berada? Dan kalau benar dia menghilang, kemanakah dia ...
Naviri.Org - Karima adalah kebanggaan sekaligus kebahagiaan bagi Basir, maupun Amina. Karima menjadi semacam simbol bagi doa-doa mereka ...
Naviri.Org - Waktu itu, Amina telah berusia 20 tahun. Di Pekalongan pada tahun 1956, seorang perempuan akan disebut perawan tua bila be...
Naviri.Org - “Kita memang tak pernah tahu hati manusia, Nduk,” begitu biasanya nasihat ibunya saat melihat Amina termenung sendirian. “S...
Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu, dan senang menamb...